Ruang Sastra Untuk Pendidikan Indonesia

Sunday, 22 November 2015

Alur

Alur (Plot)
Alur sering disebut juga dengan istilah jalan cerita. Pengertian alur dalam karya fiksi pada umumnya adalah rangkaian cerita yang dibentuk oleh tahapan-tahapan peristiwa sehingga menjalin suatu cerita yang dihadirkan oleh para pelaku dalam suatu cerita.
Tahapan  Alur
1.      Pengenalan
            Merupakan tahap awal peristiwa yang memperkenalkan atau menceritakan  tokoh, yang kemudian akan dihubungkan atau dilanjutkan dengan tahap berikutnya sebelum masuk pada tahap konflik atau tikaian. Hal ini dapat dilihat dari kutipan berikut.
Kadang Nur merasa bahwa alam kenyataan ini telah benar-benar dipindah ke suatu alam lain, suatu alam di mana kenangan akan keindahan masa kanak samar-samar dapat ditangkap kembali dalam ingatan dan keindahan itu senantiasa tertinggal di belakang sana, tersembunyi di atas selubung jingga, tak mengenal bosan membangkitkan bahagia sekaligus merana di pucuk kesedihan. Seakan Nur terhisap dan kembali dalam kehampaan. Tidak ! Aku mesti berlari sekencang zebra di padang sahara, seperti ikan arwana merenangi kedalaman samudera. Tegas Nur melambung dalam hati. Senyam-senyum seolah melihat wajah sendiri yang sumringah. Lalu mencium tangan Emaknya, dan bergegas pergi menuju halte bus kota. (El Khalieqy, 2010 : 10)
                        Kutipan di atas menunjukan pengenalan, awal cerita yang menunjukan Nur sedang teringat masa kecilnya kemudian Nur langsung mencium tangan Emaknya untuk berpamitan berangkat.
2.      Konflik atau Tikaian
            Tahap ini mulai muncul konflik-konflik kecil sebelum dilanjutkan ke tahap yang lebih rumit, setelah sebelumnya diceritakan tahap pengenalan. Hal ini dapat dilihat dari kutipan berikut.
“Karena memang belum bayar, apalagi untuk menceritakan bahwa uang kuliah sudah naik. Sejenak Nur terdiam dan dengan reflek menyodorkan pertanyaan yang sebenarnya kurang tepat, kurang menyenangkan untuk didengar oleh Emaknya.
“Mak, kalo Nur kuliah sambil karja, gimana ya ?”
Sekar menatap Nur tajam, dan sekilat itu pula wajah keduanya saling berhadapan.
“Kerja itu kewajiban, Nur. Tapi bukan sekarang. Mau kerja di mana, buat apa ?”
“Buat… ya buat dapet uang”
“Biar Emak yang kerja, kamu kuliah aja !”
“Kan udah dewasa, Mak. Orang dewasa wajib kerja, biar nanti ndak seperti apa itu…”
“Gak usah nglantur, Nur!” (El Khalieqy, 2010 : 27)

                        Kutipan di atas di atas menunjukan cerita yang mulai sedikit ada konflik atau permasalahan. Nur ingin kuliah sambil kerja, berbeda dengan keinginan Emaknya yang ingin anaknya kuliah saja karena Emaknya masih mampu menbiaya.
3.      Komplikasi atau Rumitan
            Pada tahap komplikasi, permasalahan dalam cerita ini mulai rumit. Ini dapat dilihat dari kutipan berikut.
“Doa Emak juga seperti itu, Nur. Tapi doa saja belum cukup dan Emak mesti bekerja keras... berjuang terus agar engkau dapat sekolah tinggi. Tidak hanya bisa memasak dan mencuci seperti Emakmu ini”. (El Khalieqy, 2010 : 8)

                        Kutipan di atas menunjukan kerumitan, bahwa Emak akan berjuang dan berdoa supaya Nur dapat mendapatakan impian yg selama ini diimpikannya.
4.      Klimaks
            Klimaks merupakan puncak permasalahan yang ditandai adanya konflik atau pertikaian. Ini dapat dilihat dari kutipan berikut.
Nur tidak sempat dan tidak mau memikirkan hal-hal yang berada di luar akal, bahwa itu merupakan pertanda dari apa yang sedang dialami oleh emaknya. Biarlah, hanya Tuhan yang tahu jalan apa yang sebaiknya ditempuh untuk menyelesaikan urusan ini. Namun manusia harus berusaha agar apa yang diputuskan tidak menimbulkan penyesalan di kemudian hari. Itu sebabnya, Nur segaera membuang rasa bimbang, dan mempersiapkan beberapa pakaian serta keperluan lain untuk di bawa ke rumah sakit. Tapi dihari itu pula, ia mesti ke kampus untuk mengurus dan melaksanankan apa yang telah diputuskan.
Mengajukan permohonan cuti kuliah !! (El Khalieqy, 2010 : 8)

                        Kutipan di atas menunjukan, bahwa adanya puncak ketegangan atau permasalahan dalam diri batin Nur.
5.      Krisis
            Krisis merupakan tahapan cerita yang menceritakan peristiwa setelah terjadinya tahap klimaks yang akan menuju pada tahap leraian. Ini dapat dilihat dari kutipan berikut.
“Apalagi sih, Nur ? Soal kuliah kamu ?”
“Apa Emak juga sudah tahu ?”
“Nur… Emakmu ini sudah banyak makan asam garam, sudah bisa melihat dan merasakan penderitaan orang lain, apalagi kamu,anakku sendiri, Sembilan bulan di perut Emak, dua tahun minum susunya Emak, jadi ya…” (El Khalieqy, 2010 : 259)
                        Kutipan di atas menunjukan permasalahan Nur mulai ada titik terang. Dan kemudian berkembang menuju ke arah selesaian.
6.      Leraian
            Leraian merupakan tahapan yang terjadi setelah tahap klimaks yang berkembang menuju ke arah selesaian. Ini dapat dilihat dari kutipan berikut.
“Jadi emak juga tahu kalau Nur cuti kuliah ?”
“Kalaupun kamu berhenti kuliah Nur, emakmu ini sudah ikhlas. Tapi kalau bisa ya diterusin lagi…” (El Khalieqy, 2010 : 259)

Kutipan di atas menunjukan permasalahan Nur mulai ada titik terang. Dan kemudian berkembang menuju ke arah selesaian.

7.      Selesaian
            Selesaian adalah tahap akhir permasalahan yang ada dalam cerita. Hal ini dapat dilihat dari kutipan berikut.
“…Sementara Nur, setelah kuliahnya selesai dan diwisuda sebagai sarjana akuntansi, semakin aktif di bisang sosial dan keagamaan. Ia pun membeli sehektar tanah yang langsung diwakafkan kepada sebuah Pesantran Khusus Anak Perempuan Yatim Piatu dimana Rohmat menjadi ketuanya. Nur juga turut mendirikan dan membiayai LSM yang menangani masalah-masalah kekerasan dalam rumah tangga, yang sebagian aktivitasnya dikelola oleh sahabat-sahabatnya semasa kuliah. Kepada yayasan kampusnya, Nur sumbang ratusan eksemplar buku-buku sosial dan keagamaan yang memang belum dikoleksi oleh perpustakaan kampus tempat dimana ia dulu sering membaca buku”. (El Khalieqy, 2010 : 294)


                        Kutipan di atas menunjukan tahap selesaian yang ditandai dengan kesuksesan Nur yang bisa membantu temanya waktu kuliah serta dapat menyumbangkan sejumlah materi untuk kegiatan sosial.

No comments:

Post a Comment