Menentukan Penokohan
1.
Metode
Analitik (secara langsung)
Pengarang
menggambarkan watak-watak tokoh secara langsung, maksudnya adalah langsung
disebutkan wataknya dalam cerita tsb.
Contoh
:
Eka
memang sangat menarik. Dia cantik dengan rambut ikalnya yang
panjang. Hidungnya kecil dan lancip, matanya yang lebar dilengkapi dengan
bulu mata yang lebat dan lentik. Wajahnya disempurnakan dengan bibirnya yang
sensual dan merah, meski tak memakai lipstik. Dia sangat
supel sehingga disukai teman-temannya. Teman-temannyapun beragam mulai
dari kalangan ekonomi lemah sampai dengan ekonomi atas. Eka sendiri berasal
dari keluarga yang kaya, tetapi sangat mengedepankan kesederhanaan. Tak
heran kalau Eka terbiasa rajin dan rapi untuk urusan pribadinya.
Contoh
:
Anak
pertamanya Khairul Azzam sejak kecil telah menunjukkan baktinya.
Prestasi-prestasinya mengharumkan nama orang tua. Saat kuliah di Al
Azhar, ia juga meraih nilai sangat baik di tahun pertamanya.
Dan ketika sang ayah tiada, Azzam menunjukkan tanggung jawabnyasebagai
anak sulung dan satu-satunya anak lelakinya. Azzam bekerja keras di
Mesir sana. …
(Habiburrahman; KCB episode 2 hlm 38)
(Habiburrahman; KCB episode 2 hlm 38)
Tokoh
Khairul Azzam dapat dengan
mudah kita pahami sebagai anak yang berbakti, pintar, bertanggung jawab pada
keluarganya dan pekerja keras.
Contoh
:
Anak
keduanya, Ayatul Husna, sangat halus tutur bahasanya. Dan
sangat mencintainya. Husna seolah tidak pernah rela ada nyamuk
sekalipun menyentuh kulit ibunya. ….
….Husna berubah seratus delapan puluh derajat sejak ayahnya meninggal dunia. Sejak itu Husna disiplin mengenakan jilbab. Sangat santun, penyabar, dan penyayang.(Habiburrahman; KCB episode 2 hlm 38 dan 39)
….Husna berubah seratus delapan puluh derajat sejak ayahnya meninggal dunia. Sejak itu Husna disiplin mengenakan jilbab. Sangat santun, penyabar, dan penyayang.(Habiburrahman; KCB episode 2 hlm 38 dan 39)
Kita dapat mengetahui
bahwa Ayatul Husna berwatak sangat halus tutur bahasanya, dan mencintai
ibunya
2. Metode
Dramatik (tidak langsung)
Pengarang
dalam menggambarkan watak watak-watak tokohnya tidak langsung menyebutkan
wataknya, tetapi melalui bermacam-macam cara, yaitu :
a. Penggambaran Fisik
Contoh :
Sejurus kemudian mereka berdua
turun bersama. Eliana menyambut dengan senyum menawan di bibirnya. Siang itu
putri Dubes Indonesia di Mesir itu memakai kaos panjang merah jambu yang dipadu
dengan celana jeans merah tua. Rambutnya dia kucir kuda. Apa saja yang dipakai
Eliana dan apa saja gaya rambutnya selalu saja menjadikannya tampak jelita.
(Habiburrahman; KCB episode 2
hlm 141)
Sebenarnya penggambaran fisik seseorang tidak secara
otomatis menggambarkan karakter tokoh. Namun, setidaknya bias menunjukkan
gambaran kepada pembaca tentang sosok tokoh yang diceritakan. Tokoh Eliana
dalam kutipan di atas digambarkan sebagai perempuan yang cantik, pandai
berdandan, dan supel.
b.
Penggambaran
Perilaku Tokoh
Contoh
:
Seorang berjaket hitam membentak keras sambil menodongkan
pistolnya tepat di jidat Zumrah. Bu Nafis gemetar ketakutan. Husna dan Lia
merinding. Sementara Zumrah saking takutnya, tanpa ia sadari mengeluarkan air
kencing. Pria berjaket itu baginya bagaikan malaikat pencabut nyawa yang siap
mencabut nyawanya. Gigi pria itu bergemeretak menahan amarah. Matanya merah
marah.
…
Mahrus memukul pelipis Zumrah dengan gagang pistol.
Zumrah mengaduh. Pelipis Zumrah berdarah. Husna mau bergerak menolong Zumrah
tapi dicegah Bu Nafis. Bu Nafis tahu kenekatan Mahrus sejak kecil. Ia tidak
ingin Husna celaka dengan konyol.
…
Dengan segenap kekuatan Mahrus menyeret Zumrah ke
halaman. Sekali lagi Mahrus memukulkan gagang pistolnya ke kepala Zumrah.
Zumrah langsung terjengkang kesakitan. Mahrus sudah bersiap menembak kepala
Zumrah. Niatnya sudah bulat bahwa keponakannya harus dihabisi. Ia tinggal
merekayasa laporan kejahatannya saja. Sebuah kejahatan yang layak untuk
dienyahkan dari muka bumi. (Habiburrahman; KCB episode 2
hlm 229-231)
Perbuatan Mahrus dalam kutipan di atas menunjukkan
wataknya yang kasar, kejam, dan tanpa perikemanusiaan.
Contoh :
Pulang sekolah tanpa mengetuk pintu, Tono langsung masuk
rumah dan dibantingnya pintu rumahnya dengan keras. Ibunya yang sedang berada
di dapur sampai terkejut. Begitu masuk, Tono langsung menuju meja makan, segera
dibukanya tudung saji. Ketika dilihatnya lauknya itu-itu saja, dibantingnya
tudung saji sampai gelas yang yang ada di meja makan jatuh dan hancur
berkeping-keping. Dengan muka masam ia menuju ke kamarnya. Ditendangnya pintu
kamarnya samapi terbuka, lalu masuk. Dibantingnya pintu itu untuk menutup.
Kemudian ia membantingkan badannya di tempat tidur tanpa mencopot sepatu.
Tangannya meraih tape recorder, lalu dia menyetel lagu-lagu rock dengan volume
maksimal.
c. Penggambaran
Tempat Tinggal Atau
Lingkungan Tokoh
Contoh
:
Kawer sedang tiduran di kamarnya yang luas. Ukurannya tak
kurang dari 4 X 4 m. Ranjangnya yang berukuran no. 1 terlihat acak-acakan.
Spreinya sangat kusut. Diatas tempat tidurnya tedapat buku-buku berserakan yang
bercampur dengan baju seragam yang baru dilepasnya. Sepatunya terlihat di
ranjang tapi hanya yang sebelah kanan, sedangkan sepatu yang sebelah kiri
terlihat di sudut kamar di belakang pintu. Di belakang pintu kamar itu terlihat
terdapat kapstok yang dipenuhi pakain kotor. Di lantai kamar terlihat
berpasang-pasang kaos kaki dan pakaian yang entah sudah berapa hari tidak
dicuci. Televisi dikamar Kawer juga tertutupi debu yang tebal. Di situ Kawer
telentang dengan kaos kaki yang masih melekat di kakinya.
Contoh :
Sebenarnya, selesai shalat Subuh, Eliana langsung ingin
jalan. Tapi, Bu Nafisah menahan, “Ibu tidak ridha kalau pergi sebelum mandi di
rumah ini dan belum sarapan di sini.” Akhirnya Eliana mengalah. Ia akhirnya
terpaksa mandi sarapan di rumah Azzam. Eliana ganti pakaian di kamar Husna.
Kamar sederhana. Tapi rapi, bersih menebar rasa cinta siapa saja yang masuk di
dalamnya. Meskipun sederhana, tapi kamar itu membuat betah siapa saja yang
memasukinya. Demikian juga Eliana. (Habiburrahman;
KCB episode 2 hlm 152)
Dengan memahami penggambaran kamar Husna, kita bisa mengetahui
bagaimana watak Husna yang suka pada kebersihan keindahan, dan kesederhanaan.
Perhatikan kalimat kamar itu membuat betah siapa saja yang memasukinya.
d. Penggambaran Jalan Pikiran Tokoh
Contoh
:
“Menurut Mbak Eliana, kenapa ada Negara yang lebih maju
dari Negara lain. Dan ada Negara yang ketinggalan dari Negara lain.” Tanya
Husna.
“Sejarah mencatat bahwa prestasi-prestasi besar
dilahirkan oleh mereka yang hamper tidak punya waktu untuk istirahat. Mereka
yang bekerja keras dengan pikiran cerdas. Kenapa ada Negara lebih maju dari
Negara lain, dan ada Negara yang ketinggalan dari Negara lain? Jawabannya
menurutku sederhana saja. Suatu Negara lebih maju dari negera lain karena
Negara itu lebih hebat kerja kerasnya dari Negara lain. Dan jika suatu Negara
ketinggalan jauh di belakang Negara lain, itu karena Negara itu sangat parah
malasnya.”
“Jika bangsa kita masih dikategorikan bansa yang
ketinggalan dari bangsa lain, menurutku yak arena mayoritas penduduk kita
adalah pemalas. Lihatlah para pelajar yang malas-malasan. Pegawai negeri yang
banyak malas-malasan. Aku pernah menjenguk seorang kerabat yang sakit di sebuah
rumah sakit umum di kota S. Pelayanannya sangat buruk. Para perawat acuh tak acuh.
Ketika pasien mengerang kesakitan, para perawat itu malah asyik menonton
televise. Jika kita bandingkan dengan Jepang, misalnya, sangat jauh. Di Jepang
tidak ada kursi di ruang perawat, apalagi televise. Dan perawat di sana itu
malu kalau terlihat menganggur tidak melakukan apa-apa.”
Dalam cuplikan di atas kita bisa melihat bagaimana
pikiran tokoh Eliana terhadap kemajuan suatu bangsa dan pandangannya terhadap
Indonesia. Dia sangat menghargai kerja keras dan orang yang mau bekerja keras.
Kita juga bisa menyimpulkan bahwa tokoh Eliana adalah seorang pekerja keras
sesuai dengan pandangannya itu.
Contoh :
Tatkala aku masuk sekolah MULO, demikian fasih lidahku
dalam Bahasa Belanda sehingga orang yang hanya mendengarkanku berbicara dan
tidak melihat aku, mengira bahwa aku anak Belanda. Aku pun bertambah lama
bertambah percaya pula bahwa aku anak Belanda, sungguh hari-hari ini makin
ditebalkan pula oleh tingkah laku orang tuaku yang berupaya sepenuh daya
menyesuaikan diri dengan langgam lenggok orang Belanda.
e. Penggambaran Oleh Tokoh Lain
Contoh :
“Dina
menatap wajah ibunya.” Ibuku memang cantik,”batinnya,” meski sudah lanjut usia,
kecantikan ibu masih terlihat jelas di wajahnya. Aku sangat menyayangi wanita
ini. Sikapnya yang tegas telah ikut membentuk karakterku. Kasih sayangnya
padaku tak pernah habis. Perhatiannya padaku juga sangat luar biasa. Meski
sejak usiaku 10 tahun ayah sudah meninggal, tapi ibuku samapi kini tak menikah
lagi. Ibu sangat kuat dan tabah dalam menapaki hari-hari bersamaku, mendidikku,
mengajariku, membimbingku sendirian. Aku ingin sekali bias sekuat dia,” Begitu
pikir Dina.”
f.
Penggambaran
Melalui Dialog Tokoh
Contoh:
Rina
: “Sin, bagaimana sebenarnnya Lita ya ?
Sinta
: “Ya bagaimana lagi ! Dia itu memang judes sich !
Tapi sebenarnya dia baik juga lho …..”
Rina
: “Ya emang. Kemarin aku juga diaajarin dia waktu aku kesulitan mengerjakan PR
matematika.”
Sinta
: “Itulah, biar saja dia sekarang marah. Sebentar lagi juga dia akan baik. Dia
itu nggak bakalan
tahan kalau marah lama-lama. Lagian,
kalau kamu nggak nyinggung dia duluan, dia juga ndak
mungkin semarah itu.”
Rina
: “Aku emang salah. Tapi tadi aku sudah minta maaf. Cuma Lita emang marah
banget, jadi pas
aku minta maaf dia malah pergi.”
No comments:
Post a Comment