Simpulan
SIMAK PARAGRAF
BERIKUT!
Kebiasaan mencontek justru akan memadamkan semangat belajar. Para pencontek biasa berpikir untuk menyiapkan bahan-bahan untuk membuat contekan, nilai yang diperoleh pun kadang lebih bagus dari siswa yang jujur. Nilai boleh saja bagus, namun sebenarnya ia tidak tahu apa-apa dan tidak ada apa-apanya. Ilmu pengetahuannya tidak pernah bertambah karena rajin mencontek. Lalu apa bedanya dengan mereka yang tidak pernah sekolah?
Dari kutipan paragraf tersebut, kita dapat tentukan Ide pokok, simpulan, Rangkuman, Saran, Kritikan, maupun Sanggahannya, yakni sebagai berikut:
Ide Pokok : Kebiasaan mencontek memadamkan semangat belajar
Simpulan : Kebiasaan mencontek dapat merugikan jati diri pelajar
Rangkuman : Kebiasaan mencontek dapat memadamkan semangat belajar karena hanya sibuk membuat contekan, tidak memiliki pengetahuan, dan tidak ada bedanya dengan mereka yang tidak sekolah.
Saran : Para siswa harus menghindari perilaku mencontek
Kritikan : Tidak sepantasnya seorang pelajar mencontek
Sanggahan : Walaupun mencontek, nilai yang bagus justru membanggakan.
Kebiasaan mencontek justru akan memadamkan semangat belajar. Para pencontek biasa berpikir untuk menyiapkan bahan-bahan untuk membuat contekan, nilai yang diperoleh pun kadang lebih bagus dari siswa yang jujur. Nilai boleh saja bagus, namun sebenarnya ia tidak tahu apa-apa dan tidak ada apa-apanya. Ilmu pengetahuannya tidak pernah bertambah karena rajin mencontek. Lalu apa bedanya dengan mereka yang tidak pernah sekolah?
Dari kutipan paragraf tersebut, kita dapat tentukan Ide pokok, simpulan, Rangkuman, Saran, Kritikan, maupun Sanggahannya, yakni sebagai berikut:
Ide Pokok : Kebiasaan mencontek memadamkan semangat belajar
Simpulan : Kebiasaan mencontek dapat merugikan jati diri pelajar
Rangkuman : Kebiasaan mencontek dapat memadamkan semangat belajar karena hanya sibuk membuat contekan, tidak memiliki pengetahuan, dan tidak ada bedanya dengan mereka yang tidak sekolah.
Saran : Para siswa harus menghindari perilaku mencontek
Kritikan : Tidak sepantasnya seorang pelajar mencontek
Sanggahan : Walaupun mencontek, nilai yang bagus justru membanggakan.
Sekarang
simaklah dengan saksama teks bacaan di bawah ini, kemudian tentukan Ide pokok,
Simpulan, Saran, Kritik, Sanggahan, maupun Rangkuman (Ringkasan) yang masih
kosong!
Teks 1
Pada era global, sumber daya manusia (SDM) andal merupakan kebutuhan yang mendasar. Usaha untuk mendapatkan SDM andal dapat dilakukan melalui berbagai cara, misalnya melalui penataran, pelatihan, kursus, lokakarya, seminar, atau kegiatan sejenis. Cara yang paling efektif untuk menghasilkan SDM andal adalah melalui jalur pendidikan. Dengan mengikuti pendidikan tertentu, seseorang dapat belajar berdasarkan kurikulum terprogram dan hari efektif yang pasti.
Ide pokok : Pada era global, SDM yang andal menjadi kebutuhan mendasar
Simpulan : ....................................................................
Rangkuman : SDM yang andal dapat diupayakan melalui berbagai cara antara lain cara pendidikan dan pelatihan
Saran : ...................................................
Kritikan : ..........................................................
Sanggahan :...................................................
Teks 2
Kereta Api Kahuripan dari Bandung ke Kediri anjlok di Desa Kaligunting Saradan, Madiun, Jawa Timur. Kecelakaan diduga disebabkan terlepasnya engsel dan as kereta sehingga roda kereta keluar jalur. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Mungkin karena kereta hanya diisi sekitar 50 penumpang. Saat ditemui di lokasi kejadian, Kepala Humas PT. Kereta Api Daerah Operasi VII Madiun Wahyu Kartono menuturkan, penyebab pasti kecelakaan ada beberapa kemungkinan, antara lain faktor sarana kereta, prasarana rel, dan faktor teknis lainnya.
Ide pokok : .....................................................
Simpulan : Masyarakat harus hati-hati jika menggunakan jasa kereta api
Rangkuman :...........................................................
Saran : Sebaiknya pemerintah menyelidiki penyebab pasti kecelakaan
Kritikan : Faktor kesalahan manusia juga harus diselidiki
CARA MENARIK KESIMPULAN
Cara Menarik Kesimpulan
Ada tiga macam cara untuk menarik kesimpulan dalam
paragraf induktif, yaitu generalisasi, analogi, dan sebab akibat.
1. Generalisasi
Generalisasi merupakan pola pengembangan sebuah paragraf
yang dibentuk melalui penarikan sebuah gagasan atau simpulan umum berdasarkan
perihal atau kejadian.
Contoh:
Dua anak kecil ditemukan tewas di pinggir Jalan Jendral
Sudirman. Seminggu kemudian, seorang anak wanita hilang ketika pulang dari
sekolah. Sehari kemudian, polisi menemukan bercak-bercak darah di kursi
belakang mobil Anwar. Polisi juga menemukan potret dua orang anak yang tewas di
Jalan Jenderal Sudirman dalam kantung celana Anwar. Dengan demikian, Anwar
adalah orang yang dapat dimintai pertanggungjawaban tentang hilangnya tiga anak
itu.
Simpulan generalisasi tersebut ditandai dengan memberikan
pernyataan yang bersifat khusus untuk mendapatkan simpulan yang bersifat umum.
Dapat diketahui bahwa pikiran utama atau kesimpulan paragraf tersebut ditandai
dengan kata dengan demikian. Secara lengkap adalah Dengan demikian,
Anwar adalah orang yang dapat dimintai pertanggungjawaban tentang hilangnya
tiga anak itu.
2. Analogi
Analogi merupakan perbandingan dua hal yang berbeda,
tetapi masih memperlihatkan kesamaan segi atau fungsi dari kedua hal yang
dibandingkan. Dua hal yang dibandingkan tersebut berbeda, tetapi memiliki
banyak persamaan. Berdasarkan banyak kesamaan tersebut, ditariklah suatu
kesimpulan.
Contoh:
Seseorang yang menuntut ilmu sama halnya dengan mendaki
gunung. Sewaktu mendaki, ada saja rintangan seperti jalan yang licin yang
membuat seseorang jatuh. Ada pula semak belukar yang sukar dilalui. Dapatkah
seseorang melaluinya ? Begitu pula bila menuntut ilmu, seseorang akan mengalami
rintangan seperti kesulitan ekonomi, kesulitan memahami pelajaran, dan
sebagainya. Apakah Dia sanggup melaluinya ? Jadi, menuntut ilmu sama
halnya dengan mendaki gunung yaitu banyak rintangan untuk mencapai puncaknya.
3. Sebab-akibat
Pengembangan sebuah paragraf dapat pula menggunakan sebab
akibat. Sebab dapat bertindak sebagai gagasan utama,
sedangkan akibatsebagai perincian pengembangannya. Akan tetapi, sebab
akibat ini dapat juga terbalik, akibat yang menjadi gagasan utamanya
dan untuk memahami sepenuhnya akibat itu perlu dikemukakan
sejumlah sebab sebagai perinciannya.
Ada beberapa macam pola pengembangan sebab akibat,
yaitusebab akibat, sebab akibat 1 akibat 2, atau
sebaliknya akibat sebab, akibat 1 akibat 2 sebab.
Contoh:
Melihat sepintas lalu masyarakat kota bandar kita terkesan
oleh kesibukan-kesibukan kerja dan lalu lintas sehari-hari. Hubungan dagang
dengan relasi-relasi dari luar daerah pulau ataupun asing yang pembesarannya
harus selekas mungkin diadakan berhubung terikatnya perahu layar pada angin
musim; pemuatan barang-barang ekspor dan pembongkaran barangbarang impor,
semuanya itu tidak memungkinkan orang bekerja pelan-pelan seperti menanti
menguningnya padi di musim panen. Kiranya inilah yang membentuk tipe
manusia pesisiran, yang lain dari tipe manusia pedalaman.
C. Membaca Intensif Paragraf Deduktif
Paragraf deduktif adalah paragraf yang kalimat
utamanya terdapat pada awal paragraf. Oleh karena itu, langkah penting
dalam menemukan paragraf deduktif adalah mencari dan menemukan letak kalimat
utama.
Adapun ciri-ciri paragraf deduktif adalah: kalimat utama
terletak di awal paragraf, dimulai dengan pernyataan umum dilanjutkan dengan
uraian atau penjelasan khusus.
Contoh:
Pemerintah tengah mengkaji kemungkinan mengalihkan
anggaran subsidi minyak tanah ke elpiji. Dengan cara ini, diharapkan harga
elpiji akan makin murah sehingga mendorong masyarakat tidak lagi menggunakan
minyak tanah sebagai bahan bakar. Menurut Menteri Perencanaan Pembangunan
Nasional/Kepala Bappenas, Paskah Suzetta, jika proses diversifikasi energi ini
berjalan, diperkirakan dana subsidi minyak bisa dihemat hingga Rp30 triliun.
Subsidi elpiji diperkirakan berjumlah Rp 6 triliun.
Gagasan utama paragraf tersebut terletak pada awal
paragraf, yaituPemerintah mengkaji anggaran subsidi minyak tanah ke elpiji.
Contoh:
Pemakiaan bahasa Indonesia di seluruh Indonesia dewasa
ini belum dapat dikatakan seragam. Perbedaan dalam struktur kalimat, lagu
kalimat, dan ucapan terlihat dengan mudah. Pemakiaan bahasa Indonesia sebagai
bahasa pergaulan sering dikalahkan oleh bahasa daerah. Di lingkungan
persuratkabaran, radio, dan televisi pemakaian bahasa Indonesia belum terjaga
dengan baik. Para pemuka kitapun pada umumnya belum memperlihatkan penggunaan
bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Fakta-fakta di atas menunjukan bahwa
pengajaran bahasa Indonesia perlu ditingkatkan.
Gagasan utama paragraf tersebut terdapat diawal paragraf
(Deduktif), yaitu pemakaian bahasa Indonesia di seluruh Indonesia belum
seragam.
No comments:
Post a Comment